Amalkan.com - Ibadah puasa pada bulan ramadhan pada dasarnya adalah sebuah tarbiyah (pendidikan) keimanan, agar kita dapat merenungi eksistensi keberadaan diri kita sebagai manusia dan hamba Allah SWT.
Lebih jauh lagi agar kita memahami dan memaknai tugas kita sebagai umat Islam yang tidak hanya bertanggung jawab kepada diri kita sendiri, akan tetapi juga memiliki tanggung jawab kepada saudara-saudara kita umat Islam terutama mereka yang masih belum beruntung, baik yang akrab dengan serba kekurangan,kemiskinan,dan berbagai ragam sisi kehidupan yang bermuara pada status dhuafa dan fakir miskin.
Ibadah puasa yang dilaksanakan dalam bulan ramadhan melahirkan kepedulian, kepekaan sosial dan ikut serta merasakan penderitaan saudara-saudara kita yang serba kekurangan, dimana saat puasa kita merasakan menahan lapar dan haus, mulai dari fajar hingga tiba saat berbuka shaum,tentunya kita teringat bagaimana mereka saudara-sudara kita hanya untuk sekedar sesuap nasi saja mereka terkadang tidak ada kepastian harus makan dengan apa bahkan situasi demikian kerap dialaminya setiap hari.
Dengan situasi demikian diharapkan orang yang shaum dapat melahirkan sifat tolong-menolong “Wa Taawwanu A'lal Birri Wattaqwa” kepekaan terhadap saudara-saudara kita, khususnya terhadap mereka yang kurang mampu, baik secara ekonomi,pendidikan dan berbagai kekurangan lainnya, terlebih kepada anak yatim piatu dan fakir miskin.
Sehingga demikian kita terhidar dari golongan orang-orang yang disebut dalam Al Quran sebagai orang yang mendustakan agama.
Allah SWT Berfirman: “Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.” (Q.S. Al-Ma’un:1-3).
Makna yang terkandung ketiga ayat diatas, Bahwa Allah SWT memperingatkan kita bahwa ciri-ciri orang yang mendustakan agama ada dua golongan.
Golongan pertama adalah “Orang yang menghardik anak yatim " termasuk didalamnya menelantarkan, tidak menyantuni, tidak peduli, dengan mereka dan golongan kedua yaitu "Tidak menganjurkan memberi makan orang miskin".
Melalui Puasa ramadhan tahun ini, mari kita tumbuhkan sikap akhlaq yang mulia berlomba-lomba bersedekah, karena sangat terbuka lebar kesempatan untuk saling berbagi dan menebar amal kebaikan kepada saudara-saudara kita khusunya yatim piatu dan kaum fakir miskin.
Sebagaimana kita maklumi bersama bahwa amalan apapun yang kita kerjakan di bulan yang penuh kemuliaan ini pahalanya akan dilipatgandakan bahkan sampai tujuh ratus kali lipat.
Bersedekah dengan ikhlas mengahrap ridha Allah SWT, semampu kita walaupun hanya dengan sebiji kurma.
Rasulullah SAW Bersabda: "Siapa yang mampu di antaramu untuk Bersedekah, maka lakukanlah, walaupun dengan sebiji kurma, siapa tidak punya harta, maka dengan kalimah Thayyibah." (HR. Muslim).
Bulan ramadhan sering disebut juga “Syahrul Muwasaat” yaitu bulan kepedulian, solidaritas umat dan bulan pertolongan, dengan ibadah shaum diharapkan kita turut merasakan penderitaan kaum fakir miskin sehingga akan melahirkan kepedulian yang tinggi dengan demikian tergerak hati kita dengan ikhlas menyisihkan sebagian harta untuk menyantuni saudara-saudara kita yang fakir miskin .
Karena harta yang Allah SWT karuniakan kepada kita adalah terdapat hak fakir miskin.
- Baca Juga:
- Ketika Hatimu Lelah, Ingatlah Kepada Allah
- Inilah Diantara Khasiat Dan Faedah Basmallah
- Lapangkanlah Dada Dari Setiap Ketentuan Taqdir Allah
Rasulullah SAW Bersabda Dalam khutbah yang panjang menjelang masuk bulan ramadhan.
Rasulullah SAW menyampaikan bahwa bulan ramadhan adalah bulan solidaritas dan peduli,diantara isi khutbah Rasulullah SAW: “(Bulan Ramadhan) adalah Bulan Muwasaat; yaitu bulan solidaritas dan peduli. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a. bahwa Rasulullah SAW orang yang paling dermawan terlebih ketika berjumpa dengan malaikat Jibril dan malaikat Jibril selalu menemuinya setiap malam dibulan Ramadhan hingga akhir bulan itu." (H.R. Bukhari).
Rasulullah SAW gemar memberikan pertolongan kepada anak yatim piatu,dan di surga kelak akan berdekatan dengan Rasulullah SAW, di ibaratkan seperti kedekatan jari telunjuk dan jari tengah.
Rasulullah SAW Bersabda: “Dari Sufyan bin Uyaynah Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah SAW Bersabda: “Saya (Rasulullah) dan pengayom, pelindung anak yatim atau kepada yang lainnya di surga seperti dua ini, lalu Sufyan melakukan isyarat seperti yang dilakukan oleh Rasulullah SAW memberikan isyarat dengan jari telunjuk dan tengah." (H.R At-Thabrani).
Kepedulian dan kepekaan adalah nilai untuk meningkatkan ketaqwaan, yang dimiliki oleh setiap muslim yang lahir melalui ibadah shaum ramadhan, nilai ini juga akan menumbuhkan sikap luhur akhlaq yang mulia, tolong-menolong, kedisiplinan, kejujuran, kemurahan hati, cinta kasih, keramahan, kebijaksanaan, dan tentunya nya kebahagiaan dunia dan akhirat.
Allah SWT Berfirman: “Dan tolong-menolonglah kamu dalam kebaikan dan taqwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.” (QS. Al-Maidah: 2).
EmoticonEmoticon