Jumat, 05 Agustus 2016

Wanita Muslimah Juga Wajib Menjalankan Tugas Dakwah

Amalkan.com - Jika kita menelaah sejarah perjuangan dakwah Rasulullah SAW, kita akan dapati bahwa setelah beliau menerima wahyu pertama dari Allah SWT, maka orang pertama yang diberitahu oleh beliau mengenai wahyu tersebut adalah isteri beliau sendiri yaitu Siti Khadijah r.a. dan dialah orang pertama yang mengakui kerasulan Nabi Muhammad SAW.

Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa jumlah penduduk dunia pada saat ini lebih banyak wanita dari pada kaum laki-laki, dan jumlah anak-anak lebih banyak pula daripada Ibu-Ibu. Dengan demikian apabila wanita (kaum ibu) tidak dilibatkan dalam menjalankan tugas dakwah, maka anak-anak akan jauh dari pendidikan agama, karena anak-anak sendiri umumnya dekat kepada Ibu.

Sesungguhnya kewajiban dakwah dan amar mar’uf nahi mungkar tidak hanya terbatas kepada kaum laki-laki, tetapi juga menjadi tugas dan tanggung jawab kaum muslimat.

Wanita Muslimah Juga Wajib Menjalankan Tugas Dakwah

[Baca Juga: Hati Yang Indah Akan Menghasilkan Pribadi Yang Mempesona]

Allah SWT berfirman: “Kamu sekalian adalah umat yan terbaik yang dikeluarkan (dilahirkan) untuk manusia, kalian menyeruh kepada yang amar ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar, dan kalian beriman kepada Allah." (QS. Ali-Imran : 10).

Dalam ayat diatas disebutkan ‘umat’ yakni seluruh umat Rasulullah SAW, yang terdiri dari laki-laki dan wanita.

Dengan demikian ayat ini memerintahkan kepada Muslimah untuk menjalankan amar ma’ruf nahi mungkar (dakwah).

Sehubungan dengan ayat diatas, Umar bin Khatthab r.a. berkata: "Wahai manusia, barangsiapa yang ingin agar digolongkan dalam ayat tersebut, maka hendaklah dia memenuhi syaratnya.” Yaitu menjalankan amar ma’ruf nahi mungkar ini, maka dia akan menyandang predikat sebagai umat yang terbaik. Kalau tidak, maka dia tidak pantas menyandang predikat tersebut.”

Allah SWT berfirman: “Katakanlah (wahai Muhammad): "Inilah jalan-Ku, (yaitu) mengajak manusia kepada Allah dengan hujjah yang nyata, (jalan) Aku dan juga jalan orang-orang yang mengikuti Aku.” (Q.S. Yusuf: 12).

Kata ‘dan' orang-orang yang mengikuti ‘Aku' bermaksud siapa siapa saja yang merasa pengikut Rasulullah SAW, baik laki-laki maupun wanita, maka dia mempunyai kewajiban untuk menjalankan tugas dakwah yaitu mengajak manusia kepada Agama Allah SWT.

Allah SWT berfirman: “Dan orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka menjadi penolong sebagian yang lain. Mereka menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar, mendirikan shalat,membayar zakat, dan mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya.Mereka itu akan diberi Rahmat oleh Allah.Sesunguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. At-Taubah: 71).

Dalam ayat ini,  kata' Mu’minaat’ (wanita-wanita yang beriman) disebutkan dengan jelas bahwa mereka harus bekerjasama dan saling bantu-membantu dengan kaum Mu’minin (laki-laki yang beriman) dalam menjalankan tugas amar ma’ruf nahi mungkar,dan dalam menjalankan perintah-perintah Allah SWT.

Mereka yang mau tolong-menolong dalam menjalankan tugas tersebut akan dicintai dan disayangi oleh Allah SWT.

Para sahabiyah (wanita sahabat) memahami betul akan hal ini, sehingga mereka juga sibuk dalam menjalankan dakwah dan amar ma’ruf nahi mungkar, serta membantu kaum laki-laki (para sahabat) mereka dengan segala pengorbanan.

Kisah Siti Khadijah r.a. isteri Rasulullah SAW menjadi saksi atas hal-hal ini, Rasulullah SAW sendiri sering mengenang pengorbanan yang telah diberikannya, dia (Siti Khadijah r.a.) selalu membantu dengan hartanya ketika orang-orang mengalangi Rasulullah SAW.

Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa diantara kalian yang melihat suatu kemungkaran, maka hendaklah ia mengubahnya dengan tangannya.Jika tidak mampu,maka hendaklah ia mengubah (mencegahnya) dengan lidahnya (ucapannya). Dan jika tidak mampu, maka hendaklah ia mencegah didalam hatinya,dan itulah selemah-lemah iman.” (H.R. Muslim, Tirmidzi, Ibnu Majah dan Nasai dari Abu Said r.a).

Perkataan 'man” (barang siapa) dalam hadist diatas,adalah berarti umum, mencakup laki-laki dan wanita.

Masih banyak ayat ataupun hadist yang memerintahkan amar ma’ruf nahi mungkar yang walaupun tidak secara khusus ditujukan kepada wanita, namun menurut kaidah ushul perintah itu berlaku juga bagi wanita selama tidak ada dalil yang mengecualikannya.

Banyak ayat Al-Quran maupun Hadist yang menyebutkan Keutamaan dakwah dan amar ma’ruf nahi mungkar diantaranya yaitu:

Allah SWT berfirman: “Dan siapakah yang lebih baik perkataanya selain dari orang yang mengajak manusia kepada Allah dan ia sendiri beramal shalih, dan ia berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri (muslim).” (Q.S. Fushshilat : 33).

Allah SWT menyatakan dalam ayat ini bahwa siapa pun yang berusaha mengajak manusia kepada jalan Allah, maka dia patut mendapat kemuliaan dari Allah SWT.

Misalnya, para Nabi berdakwah (mengajak manusia) ke jalan Allah dengan memperlihatkan mu’jizat, para ulama berdakwah dengan dalil dan hujjah, para mu’adzin berdakwah dengan adzan.

Dengan demikian jelaslah bahwa kewajiban dakwah dan amar ma’ruf nahi mungkar tidak hanya kepada kaum laki-laki, juga menjadi tugas dan tanggung jawab kaum muslimat, dan bekerjasama saling membantu dalam menjalankan tugas dakwah mengajak manusia kepada Agama Allah SWT.