Senin, 02 Mei 2016

Inilah Keistimewaan-Keistimewaan Bulan Suci Ramadhan

Inilah Keistimewaan-Keistimewaan Bulan Suci Ramadhan

Amalkan.com
- Allah SWT berfirman: "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 183).

Bulan ramadhan adalah bulan yang istimewa bagi orang-orang yang bertaqwa dan ladang amal bagi orang-orang soleh, ramadhan bulan yang agung, Allah SWT telah memuliakan-Nya di banding bulan-bulan lainnya.

Bulan dilipatgandakan pahala dan diampuninya dosa-dosa kita. Allah SWT juga memberikan kemuliaan kepada tiap sepuluh hari pada bulan ramadhan terutama sepuluh hari terakhir ramadhan.

Sebagian ulama membagi bulan ramadhan dengan tiga bagian,yaitu sepuluh hari pertama ramadhan dinamakan terbukanya pintu Rahmat Allah SWT kepada hamba-hamba-Nya yang menunaikan shaum.

Sepuluh hari kedua atau pertengahan dinamakan Magfirah yaitu di Ampuninya-Nya segala dosa-dosa oleh Allah SWT.

Sepuluh hari terakhir bulan ramadhan dinamakan pembebasan dari api neraka.

Dari Abu Hurairah r.a. dimana ia berkata bahwa Rasulullah SAW Bersabda: “Awal bulan Ramadan adalah Rahmah, pertengahannya Maghfirah, dan akhirnya ‘Itqun Minan Nar (pembebasan dari api neraka).”

Dari Salman Al-Farisi r.a. Diceritakan bahwa Rasulullah SAW Berkhutbah menjelang Ramadan,diantara isi khutbah beliau: “Siapa saja yang memberi buka kepada orang yang shaum/puasa dengan seteguk susu, sebiji kurma, atau seteguk air, dan siapa yang mengenyangkan orang shaum, maka Allah akan memberi minum dari telaga dengan satu tegukan, yang menyebabkan tidak haus sampai masuk surga. Inilah bulan, yang awalnya adalah Rahmah, Pertengahannya Maghfirah, dan akhirnya ‘Itqun Minan nar (pembebasan dari api neraka). Perbanyaklah melakukan 4 hal dalam bulan Ramadan."

Baca Juga:
Waspadai Penyakit Hati Yang Bernama Riya
Tidak Banyak Syarat Untuk Menjadi Wanita Solehah
Tips Agar Pasangan Hidup Kita Mempercayai Ketulusan Kita

Sepuluh hari pertama di bulan ramadhan adalah awal melelahkan dan tentunya kita berusaha beradaptasi dengan penuh kesabaran maksimal untuk melaksanakan shaum dan mengerjakan amalan-amalan yang di cintai oleh Allah SWT.

Para ulama memaknai sepuluh hari pertama bulan ramadhan sebagai Rahmat, yaitu terbukanya pintu Rahmat Allah SWT, yang diberikan kepada hamba-hamba pilihan-Nya yang menunaikan shaum.

Dalam khazanah tasawuf, Rahmat itu ada dua macam pertama Rahmah Dzaatiyyah, yaitu Rahmat dan Anugerah yang diberikan Allah SWT kepada semua mahluk-Nya tanpa terkecuali dan diskriminasi.

Kedua Rahmah Khushushiyyah, yaitu Rahmat dan kasih sayang yang Allah SWT hanya diberikan kepada hamba-hamba Pilihan-Nya.

Sepuluh hari pertama adalah merupakan keistimewaan karena diturunkannya Rahmat kepada hamba-hamba yang telah ikhlas dan ridha menunaikan shaum ramadhan dengan penuh keimanan kepada Allah SWT.

Salah satu Rahmat dan kasih sayang Allah SWT yang diberikan kepada hamba-hamba-Nya yang shaum dengan Iman dan taqwa yaitu disediakan salah satu pintu masuk ke dalam surga yang tidak dilalui oleh siapapun kecuali para ahli shaum.

Dari Sahal bin Sa’ad r.a. bahwa Rasulullah SAW Bersabda: “Sesungguhnya di Surga ada salah satu pintu yang dinamakan Rayyan; masuk dari pintu tersebut ahli shaum/puasa di hari kiamat, tidak ada yang masuk dari pintu itu selain ahli shaum, lalu diserukan “Manakah para ahli shaum?" maka berdirilah para ahli shaum dan tak ada seorangpun yang masuk dari pintu itu kecuali mereka yang tergolong para ahli shaum, dan apabila mereka sudah masuk, maka pintu surga tersebut segera tertutup, dan tak ada satupun yang diperbolehkan masuk setelah mereka.”(H.R. Bukhari-Muslim).

Kemuliaan dan keistimewaan bulan ramadhan disamping terkabulnya segala doa dan permohonan hamba kepada Allah SWT, juga diampuni-Nya segala dosa-dosa yang telah lalu, sehingga pada sepuluh hari kedua atau pertengahan pada bulan ramadhan, sering dimaknai sebagai Magfirah yaitu “Ampunan” segala dosa-dosa kita yang telah lalu oleh Allah SWT.

Seyogiyanya kita memanfaatkan momentum ramadhan yang penuh magfirah dengan memperbanyak memohon segala Ampunan-Nya.

Sepuluh hari terakhir di bulan ramadhan yang paling utama dinamakan “Itqun Minan Nar” (Pembebasan dari Api Neraka).

Rasulullah SAW, jika ramadhan memasuki sepuluh hari terakhir, maka beliau semakin memaksimalkan dalam beribadah.

Beliau menghidupkan malam harinya untuk bertaqarrub mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Diriwayatkan Dari Aisyah r.a. Bahwa: "Rasulullah SAW Apabila memasuki sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan, Beliau menghidupkan malam dan membangunkan anggota keluarganya dan beliau kencangkan pakaiannya." (H.R. Bukhari-Muslim).

Diriwayatkan Dari Aisyah r.a. (dia berkata): “Adalah Rasulullah SAW bersungguh-sungguh (beribadah apabila telah masuk) malam kesepuluh (terakhir), yang tidak pernah beliau lakukan pada malam-malam lainnya.” (HR. Muslim ).

Rasulullah SAW pada sepuluh malam terakhir di bulan ramadhan selalu beri’tikaf.

Demikian juga para sahabat dan isteri Rasulullah SAW selalu beri’tikaf, baik di masa Rasulullah masih hidup, maupun sesudah Rasulullah wafat.

Karena I’tikaf adalah merupakan penyempurnaan ibadah shaum di bulan ramadhan, terlebih “Itqun Minan Nar” yaitu Pembebasan dari Api Neraka.

Diriwayatkan Dari Aisyah r.a. Bahwa: "Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam selalu Beri`tikaf di malam sepuluh terakhir bulan Ramadhan hingga ajal menjemputnya, kemudian sunnah ini dihidupkan lagi oleh isteri-isteri Rasulullah selepas kematiannya." (H.R. Bukhari-Muslim).

Sepuluh hari terakhir malam bulan ramadhan merupakan keutamaan yang dipilih Allah SWT. karena disaat itulah datangnya malam Lailatul Qadar didalamnya sarat dengan keutamaan yang bisa didapatkan pada waktu-waktu tersebut diantaranya yaitu:

A. Malam lailatul qadar yang sangat dinantikan untuk didapatkan oleh orang-orang yang melaksanakan ibadah shaum dengan penuh keimanan dan mengarap ridha Allah SWT, karena pada malam tersebut siapa saja yang beribadah kepada Allah SWT dengan penuh keimanan kepada Allah SWT, maka nilai ibadahnya sama dengan bernilai ibadah selama seribu bulan.

Allah SWT Berfirman: "Sesungguhnya Kami menurunkan Al-Quran pada malam kemuliaan (Lailatul Qadar) tahukah engkau apakah malam Lailatul Qadar itu? Malam Lailatul Qadar itu lebih baik dari seribu bulan, Pada malam itu turunlah malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Rabb mereka (untuk membawa) segala urusan, Malam itu (penuh) kesejahteraan hingga terbit fajar." (Q.S. Al-Qadar: 1-5).

B. Malam lailatul qadar disamping bernilai ibadah seribu bulan, juga ketika mendapatkan saat-saat waktu tersebut disunnahkan untuk memperbanyak doa, karena saat tersebut adalah yang tepat (mustajab), karena Allah SWT menyediakan saat-saat yang tepat dan cepat terkabulnya doa kepada hamba-hamba yang memohon segala harapannya kepada Allah SWT.

Rasulullah SAW menganjurkan kita umatnya berdoa dan memohon segala Ampunan saat malam lailatul qadar.

Diriwayatkan Dari Aisyah r.a Bahwa beliau bertanya: “Wahai Rasullullah, apa pendapatmu jika aku mengetahui bahwa malam ini adalah lailatul qadar, apa yang harus aku ucapkan?

Rasulullah SAW Bersabda: “Ucapkanlah: “ALLAHUMMA INNAKA AFUWWUN TUHIBBUL AFWA FA’FU ‘ANNI” (Ya Allah Engkau Maha Pengampun dan Mencintai orang yang meminta maaf, maka Ampunilah Saya.” (H.R. At-Tirmidzi (3760), Ibnu Majah (3850), Dari Aisyah r.a. sanad Shahih).

C. Keutamaan pada saat malam lailatul qadar adalah segala urusan penuh hikmah dan keberkahan yang melimpah dari Allah SWT.

Allah SWT Berfirman: “Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh Hikmah, (yaitu) urusan yang besar dari sisi Kami. Sesungguhnya Kami adalah Yang mengutus Rasul-rasul, ‘ Sebagai Rahmat dari Rabb-Mu. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (Q.S Ad Dukhaan: 3–6).

D. Dalam Sebuah Hadist shahih Rasulullah SAW menganjurkan menunaikan qiyamullail di malam lailatul qadar.

Rasulullah SAW Bersabda: “Barangsiapa melakukan solat malam (qiyamullail), pada lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala Allah, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari-Muslim).

Semoga Allah SWT menerima segala amal kita, dan mengampuni segala dosa-dosa kita semua, Aamiin.


EmoticonEmoticon