Kamis, 03 Maret 2016

Rezeki Yang Halal Harus Diusahakan Melalui Cara Yang Halal

Rezeki Yang Halal Harus Diusahakan Melalui Cara Yang Halal

Rezeki Yang Halal Harus Diusahakan Melalui Cara Yang Halal (Amalkan.com)
- Sesungguhnya ajaran Islam tidak melarang kita hidup dengan harta berlimpah, bahkan diperintahkan untuk berusaha dan bekerja keras, berlomba-lomba menjemput rezeki yang halal.

Dan Islam mengajarkan bahwa kerja merupakan bagian dari aktivitas ibadah, hanya saja dalam mengusahakan dan memanfaatkan harta, dalam rangka mencari keridhaan Allah SWT. dan berada dalam rambu-rambu koridor nilai-nilai kebenaran.

Kita yakini bersama bahwa Islam adalah agama yang sempurna ajarannya universal (menyeluruh).

Mengatur seluruh aspek kehidupan manusia, baik aqidah, akhlaq,  maupun muamalah.

Yaitu segala aktivitas dalam kegiatan ekonomi dimasyarakat luas, dengan demikian sebagai muslim yang bertaqwa kepada Allah SWT. harus berupaya menjadikan muamalahnya sebagai amal soleh.

Sumber rezeki sangatlah luas dari bentangan bumi, di setiap jengkal hamparan bumi dan laut adalah tempat mengais rezeki, karena itu Islam tidak pernah melarang umatnya untuk berikhtiar mengais rezeki dunia.

Karena dengan harta yang dimiliki akan leluasa beramal ibadah sesuai dengan diperintahkan Allah SWT.

Dalam hal ini Allah SWT. berfirman:

"Apabila telah ditunaikan Shalat, Maka bertebaranlah kalian di muka bumi, dan carilah karunia Allah sebanyak-banyaknya dan ingatlah Allah banyak-banyak agar kalian Beruntung." (Q.S Al-Jum'ah : 10).

Bekerja adalah Ibadah ghairu mahdhah, yaitu ibadah yang di samping sebagai hubungan hamba dengan Allah SWT. juga merupakan hubungan atau interaksi antara hamba dengan makhluq lainnya.

Rasulullah SWT. menganjurkan kita umatnya, bahwa bekerja keras dengan tangan sendiri, merupakan tangan yang dicintai oleh Allah SWT. yang akan membawanya menuju surga.

Rasulullah SAW. bersabda : “Tidaklah seseorang memakan sebuah makanan Lebih Baik dari makanan yang ia peroleh dengan tanganya sendiri. Dahulu Nabi Daud a.s. makan dari hasil kerja tanganya sendiri.” (HR. Bukhari).

Dunia adalah tempat kita bercocok tanam, sedang akhirat tempat kita menuai hasil.

Islam telah menuntun kita umatnya agar tidak memisahkan antara amal dunia dan amal akhirat.

Sebab amal dunia dengan sendirinya akan mejadi amal ibadah, dan akan menuai ganjaran pahala untuk akhirat, asalkan bila diberengi niat ikhlas mengharap keridhaan Allah SWT.

Manusia terlahir di dunia telah dilengkapi akal dan pikiran oleh Allah SWT. bekal untuk melakukan segala tindakan, yang dikendalikan oleh akal, dengan kemampuan berpikirnya mencapai tujuan mulia.

Dengan potensi akal pikiran inilah manusia, mampu mewujudkan keahlian dan karyanya yang menjadi jalan untuk menjemput rezekinya masing-masing.

Allah SWT. berfirman: “Dan setiap umat mempunyai kiblat (sendiri) yang ia menghadap kepadanya, maka berlomba-lombalah dalam berbuat Kebaikan.” (QS. Al-Baqarah: 148).

Pada hakikatnya rezeki sudah ditentunkan oleh Allah SWT. kepada setiap manusia, dan semua mahluq yang ada di alam semesta ini, dan tidak perlu ada kekhawatiran akan tertukar rezekinya dengan orang lain, karena semua sudah diatur Oleh-Nya.

Untuk menggapainya pun tentulah dengan menjemputnya disertai Doa, ikhtiar dan tawakkal, karena rezeki tidak datang sendirinya ,tentunya dengan usaha maksimal memperolehnya juga dengan cara halal.

Halal dalam arti, ketika menyongsongnya tidak menyimpang dari aturan Islam, tidak berlaku curang, apalagi merampas hak orang lain.

Rasulullah SAW. bersabda: “Mencari Rezeki yang Halal itu Wajib sesudah menunaikan yang Fardhu (seperti shalat, shaum/puasa dan sebagainya).” (HR. Ath-Thabrani dan Al-Baihaqi).

Rezeki yang halal harus diusahakan melalui cara yang halal, tentunya akan menghadirkan ketenangan dan ketentraman dalam jiwa.

Hidup akan lebih terarah dan menjadikan pintu-pintu keberkahan terbuka semakin lebar.

Karena dengan keberkahan rezeki yang halal, akan terus berkembang dan menjadikan manfaat dalam kebaikan.

Perlu diketahui bahwa rezeki tidak hanya dalam bentuk materi, rezeki bisa berupa nikmat sehat, diberi keturunan soleh dan solehah, dan lain sebagainya.

Demikian halnya ketika seseorang memiliki rezeki harta yang sedikit, haruslah mesyukuri atas nikmat Allah SWT. dan diterimanya dengan penuh qanaah.

Dan dipergunakan dalam kebaikan maka rezeki itu akan berlipat ganda, dan tentunya akan menuai keberkahan, terlebih mengantarkan menuju Surga-Nya.

(Lanjut Ke: Lapangkan Dada Dari Setiap Ketentuan Taqdir Dari Allah)


EmoticonEmoticon